Huffh..
Udah lama ngga nulis blog dan sepertinya postingan blog hari ini akan sedikit serius. Tadi pulang dari starbucking sama purez, gw langsung pulang ke rumah. Pegel-pegel, makan, dan solat. Setelah itu, gw langsung minum teh dan texting with nenet (talks about your pekasus final project).
Pas gw lagi asik ngelanjutin blog tentang foto, ade gw masuk kamar dengan tergesa-gesa. (menyarankan gw untuk nonton Sybil). Gw ngga tau tentang apa film itu, ade gw bercerita panjang lebar and I begin to cry. Gw googling Sybil dan ngebuka youtube. Gw mulai agak stres dengan ngebuka thriller-nya Sybil.
Sybil ini film remake dari tahun 1967 (atau 1976 yah?). Sybil Dorsett adalah seorang anak kecil yang tumbuh dalam keluarga yang abusive. Dia tumbuh menjadi seseorang yang mengidap Dissosiative Identity Disorder (DID) as a result of psychological trauma she suffered as a child.
Film ini diambil dari kisah nyata dan sebelumnya pernah ada bukunya ditulis oleh Flora Rheta Schreiber. Seolah-olah hidup. Padahal gw baru tonton versi remakenya, itu pun baru 7 menit. Tapi upload-annya bermakna banget. Tiap adegannya punya sisi khusus, tiap dialognya di ketik sempurna (di thriller), back soundnya cukup menggambarkan gimana posisi Sybil Dorsett saat itu.
Film ini ngebuka mata gw bahwa apapun yang bisa ngebuat kita tertekan, gelisah, dan kesakitan luar biasa bisa menjadi satu penyakit baru. Penyakit baru yang lebih parah dari yang kita pernah bayangkan. 16 Kepribadian hinggap di tubuh Sybil. 16 Kepribadian. Dua atau pun tiga kepribadian ngga pernah terbayangkan sama gw, apalagi 16 kepribadian? 16 kepribadian dengan usia dan tingkah laku yang berbeda-beda. Sybil.
Satu hal yang mengganggu pikiran gw.
Apa luka yang Sybil rasa dulu udah membekas permanen?
No comments:
Post a Comment