Setelah tiga hari lelah, lemah, letih, lesu, dan lunglai. Hari gw mulai dengan ceria (dateng ke FIB buat liat nilai Fonetik Fonologi (fonfol) yang katanya udah ada di tempel)
Ternyata. Belum. Belum ada. Gw, Natasha dan Dewpers berencana untuk dateng ke FIB Ceria buat liat nilai fonfol jam 10 pagi. Tapi, niat baik kita ngga beriring restu dari sang dosen (mungkin).
Nilai Fonfol belom ada dan belom ditempel. Akhirnya nenet inisiatif sms mrs. lucy and she said
"maaf nilai fonetik fonologinya belum bisa di publish sekarang. ternyata nilainya harus ke kasih ke wakil dekan dulu. jadi ada kemungkinan baru minggu ini bisa ditempel. tapi kalian tetap ikut matakuliah morfologi dan sintaksis kok. jadi begitu ceritanyaa"
Gw perasaan campur aduk, serasa dikoyak hari hati gw dengan tidak berperikemanusiaan. Begitu juga dengan nenet, rasanya kalo punya mantra pengen banget itu nilai bisa dipublish sekarang. saat ini. hari ini. jam ini. menit ini. detik ini juga
Yahh ya sudahlah. Masalah fonetik fonologi terlupa begitu saja pas kita on the way ke PIM.
* * * * * * * * *
Di PIM..
Masalah fonetik fonologi dan teman-temannya terangkat. nenet, enay, ami, putri, susan, dan ada yang gw lupa (maaf yaa saya pelupa) mau nonton The Princess & The Frog. Gw? Gw ngider travelling dari satu toko buku ke toko buku lain yang ada di PIM. dari PIM 1 sampe PIM 2.
Tujuan pertama: Kinokuniya
Buku Pertama yang dibeli: The Little Prince
Di kinokuniya ini banyak banget buku yang pengen gw beli. Apalagi di bagian self-improvement-nya. gw mau beli buku yang judulnya "Obsessive-Compulsive Disorder" namun gw ga mampu. Buku psikologi gitu mahal-mahal. Itu aja harganya Rp 300.000 (dari harga USD yang udah di kurs)
Terus ada satu buku yang ngebuat gw gagap, diam, bingung mau berkata apa. Buku itu isinya segala pertanyaan tentang hidup. Judul bukunya "If..Question for The Game of Life". Gw paling suka satu pertanyaan yang benar-benar gak bisa gw jawab
" If you could change one thing in the world right now, what would you alter?"
Gak bisa gw jawab. Satu perubahan bisa berakibat fatal (sotoy)
Dan akhirnya gw menemukan (jeng-jeng)
(ki-ka: the curious incident of the dog in tht night-time, letters to sam, and the little prince)
Gw dapetin buku pertama yaitu The Little Prince di Kinokuniya PIM 2 di Lower Ground (atau Ground yah? yang deket starbucks deh pokoknya). Gw udah baca buku ini, hampir 7 kali mungkin (minjem punya temen) karena gw keabisan mau beli edisi indonesianya. Dan pas gw nemu yang edisi inggrisnya tambah exicted aja gw. Ahaha, kayak nemu berlian gitu (sumpah shock abis gw--parah)
Buku The Little Prince udah gw beli dan tujuan selanjutnya adalah
Tujuan Kedua: Periplus
Buku Kedua dan Ketiga yang dibeli: Letters to Sam dan The Curious Incident of The Dog in The Night-Time
Buku yang kedua gw beli adalah Letters to Sam. Gw udah pernah bilang belom kalo gw tertarik sama novel atau buku yang berbau psikologi (anak indigo-lah, autisme-lah, manic depression, atau bahkan delusi sekalipun)
Buku Letters to Sam ini tentang seorang kakek yaitu si pengarang sendiri, Daniel Gottlieb mulai menulis surat saat memiliki seorang cucu, Sam. Tujuan Dan menulis surat untuk Sam didorong oleh keinginan dari Dan untuk 'membekali' Sam dengan nasehat (bukan, ehmm apa yah, kayak berbagi pengalaman melalui surat-penuh-cinta dari sang kakek)
Karna sang kakek, Dan, he knows that he wouldn't be able to live longer (due to his fatal accident that occured two decades ago) and see Sam reach adulthood. Itu alasan mengapa Dan menulis surat untuk Sam.
Apalagi di tambah saat Dan tau bahwa Sam terkena satu kelainan "Pervasive Developmental Disorder" (salah satu autisme). Ketidakmampuan inilah yang tambah mengikat erat sang Dan and his grandson.
Walaupun gw belum mulai baca buku Letters to Sam. Gw yakin buku itu bagus. Bagus banget.
Buku ketiga: The Curious Incident of The Dog in The Night-Time
Sumpah pertama liat judulnya gw juga males baca bukunya. Apa yang mengherankan tentang anjing, coba? Sampai gw baca buku ini, pikiran gw berganti 380%.
Buku ini wajar dapet beragam pernghargaan. Buku ini emang fiksi. Tapi pengarangnya, Mark Haddon, ngga ngebuat buku ini jadi fiksi. Buku ini membuat seorang anak kecil yang mengidap sindrom Asperger (kesulitan untuk komunikasi sosial dengan orang lain and has no understanding of human emotions, but he relates well to animal), namanya Christopher
Ini buku favorit gw setelah The Little Prince. Ada logika-logika yang dipecahkan sama Christopher Boone yang menyelidiki kematian anjing tetangganya, Mrs. Shears. Christopher Boone ini memiliki kepribadiaan yang menarik anti warna kuning, hanya suka angka bilangan prima (bahkan bab di bukunya cuma bilangan prima aja, ngga percaya? baca deh coba), dan yang paling utama Christopher ngga suka disentuh.
Baca kepribadian Christopher aja udah ngebuta gw tertarik pas mulai ngebaca cuplikan buku ini. Christopher = maniak matematika yang gila logika (bahkan dia ngitung jumlah bilangan prima seluruhnya ada 7.057)
***
Berkat belanja buku hari ini, seharian gw ngabisin uang (huhu, sedihnyaa. untung uang bulanan belom dikirim, kalo udah dikirim, ngga tau deh gw gimana)
P.S:
Masih pengen banget beli buku "If...Questions for The Game of Life" sama buku "Obsessive Compulsive Disorder" yang harga Rp. 300.000 (anyone mau beliin gw? ahahaha)
book-worm
XOXO
gw mauuuuuu little prince tp gada duit hahaha. ayo paw beli buku lagi!! gw udah ngga ada bacaan nih
ReplyDelete