Monday, January 18, 2010

Inggris 2009 Geger (bukan inggris aja kali ya?)

Hari ini tanggal 18 Januari, semua orang atau lebih tepatnya semua calon Maba (Mahasiswa Baru) Universitas Indonesia tau bahwa hari ini hari pendaftaran Simak (Seleksi Masuk) UI. Gw yang salah satunya mau menjadi Maba UI (lagi) daftar pagi-pagi. Kurang lebih jam 4 pagi gw udah kebangun (hanya untuk daftar simak di jurusan Psikologi tercintaa)
Hari ini nothing special, bener-bener cuma hari pendaftaran aja, tapi gw ngeliat banyak yang masih exicted sama Simak UI 2010.

Masih dalam keadaan merem-melek gw buka website tempat pendaftaran (klik disini). Gw mencentang kelas Psikologi Reguler (Bayarannya bisa minta BOP, bisa ajuin beasiswa, dan lain-lain), gw kira ini semua mimpi tau ngga. Gw ngeliat dibawah pilihan Psikologi Reguler ada Psikologi Paralel (WAW), tanpa bimbang dan ragu gw centang kelas Psikologi paralel.

Kelas Paralel itu kelas mahal, ngga ada beasiswa, dan ngga ada keringanan. Gw selalu berpikir, kelas paralel dan reguler saling timbal-balik. Dana paralel yang berlebih dipakai juga buat nutupin BOP dan beasiswa anak-anak reguler. Jadi, paralel dan reguler cuma beda di masalah BOP aja. Ngga ada yang lain.

Gw masih kaget dan serasa mimpi, tapi ga mau nanggepin masalah ini pake serius dan saat siang-siang nunggu mau belajar bareng, gw sempetin diri buka twitter. Demi Allah SWT, timeline gw penuh sama anak-anak Sastra Inggris 09.

Semua ngga percaya, ada kelas psikologi, hukum, komunikasi, berbagai macam teknik, kriminologi, politik, berbagai macam sastra, admin niaga, fiskal, akun, manajemen, dan masih banyak lagi. Dari semua yang gw sebutin diatas, kelas paralel yang lama itu sastra, admin niaga, fiskal, akun, manajemen, sisanya baru semua.
Gw shock sumpah.

Saat melihat dari luar gw percaya bahwa Universitas tempat gw bernaung universitas rakyat. Universitas yang turun ke jalan atas nama rakyat. Universitas yang begitu gw banggakan. Universitas yang membela dan berpihak sama rakyat. Tapi apa yang gw rasa dulu dan sekarang berbeda..Jauh banget berbeda. Teringat politik mercusuar di pikiran gw. 

Ibarat mercusuar yang bersinar dikejauhan, namun hitam dan berjelaga dari tampak dekat. Seperti itulah rupa Indonesia dahulu.

Politik mercusuar dulu pernah dibuat sama Soekarno yang yang dibuat untuk mengharumkan nama Indonesia di mata dunia, tetapi bobrok di sisi kenegaraan. Rakyat kelaparan, semuanya serba tertindas. Politik itulah yang membuat Soekarno melanggar UDD 1945 (politik mercusuar dan pengangkatan diri menjadi presiden seumur hidup)


Apa kejadian itu harus terulang lagi? Which means apa penguasanya harus diturunkan juga?

Jangan buat ada tindakan dan gejolak massa dari dalam kampus dong. 

P.S: 
Almamaterku setia berjasa..
Universitas Indonesiaa..
Kami wargamu, bertekad bersatu
Kami amalkan tridharmamu
Dan mengabdi Tuhan
Dan mengabdi bangsa
Dan negara... Indonesia


Butuh Keadilan
XOXO

No comments:

Post a Comment