Sunday, November 29, 2009

Bulan oh Bulan, Matahari oh Matahari

Melihat gambar bulan ini apa yang terpikir oleh kalian? Gw posting ini bukan karena terinsipirasi sama new moon loh. Inspirasi ini datang saat gw yman sama temen gw (thankies aam, :D)
Kemarin saat gw pulang dari rumah temen gw, gw menyadari kejanggalan yang ada dan gw melongok ke atas. Ada bulan disana. Bulan tigaperempat yang terang dengan sempurna. Bulannya ngga tampak sebesar ini. Gw terus berjalan dan berjalan. Ada yang misterius di bulan. Cahayanya, seperti ada kekuatan mistik yang terjadi dibulan. Hal ini selalu gw rasakan saat melihat bulan apalagi kalo lagi full-moon. Ada sesuatu yang misterius dengan bulan. Bulan selalu menampakan dirinya setiap malam, bayangkan apa yang terjadi tanpa bulan. Kehadiran bulan seolah ngga berguna dengan adanya listrik. Namun apa yang terjadi jika mati lampu? (kan mati lampu happening banget sekarang), gelap kan.  Kehadiran bulan jadi berarti banget kan? Walaupun cahaya yang dikeluarkan belum tentu mampu menerangi semuanya, tapi bulan mengerti. Bulan mengerti apa yang ia lakukan. Moon does know. It knows everything.

Let's compare with the sun..

Gw ngga berhasil nyari gambar matahari dari jauh dan gw hanya bisa menemukan bongkahan bulat seperti api ini. Ini adalah versi matahari tampak dekat. Matahari seperti bongkahan bola api yang siap meledak (iya kan? apa ini cuma imajinasi liar gw aja?) Matahari punya kekuataan lebih, karena mampu menyinari lebih terang dan membuat semuanya terlihat. Semua orang menunggu datangnya pagi, yang artinya hari baru dimula. Semua orang tau, matahari sumber kehidupan. Tanpa matahari kehidupan akan gelap, selalu gelap, bahkan mungkin kehidupan akan punah tanpa adanya matahari. Tapi taukah kalian, matahari memiliki sebuah sisi yang lain. Jujur dengan sadar fenomena ini, gw jadi berprasangka dengan matahari

Apakah matahari terlalu sombong karena ngga menampakan diri? Kayak ada stereotype-nya, matahari lebih sombong dari bulan.
 
Tidakkah matahari lebih sombong dari bulan? Tidakkah matahari memiliki keangkuhan yang lebih daripada bulan? Sesekali layangkan pandangan ke arah matahari, matahari seolah menjauh dan semakin menunjukan sinar terangnya (terkadang bisa bikin mata sakit), bandingkan dengan bulan. 

Semakin ditatap bulan semakin menunjukan diri dan seolah berkata "i'm here with you" hal itu seolah yang terjadi, kalau gw pulang malam dan gw sendirian. Bulan selalu ada. Matahari kehangatannya dapat dirasakan, namun seperti sesuatu yang hampa. Ia ada tapi seolah tak nyata. Satu kehampaan nyata lebih ditunjukan matahari saat ia mulai tertutup awan dan hujan, seolah-olah gw bertanya "apakah matahari menangis?". Pernyataan yang bodoh memang bahkan anak SD pun tau mengapa bisa terjadi hujan. 

Kadang datang pertanyaan apa matahari kesepian? Apakah matahari ingin ada yang memandangnya? Matahari ibarat seorang ekstrovert yang kesepian, (aku ulangi lagi) Ia ada tapi seolah tak nyata, ia ada dan tak terlihat. Ekstrovert dan kesepian sepertinya hal yang bertentangan jauh. Entahlah, biasanya ekstrovert menyembunyikan sesuatu. Ada hal misterius yang disembunyikan matahari. 

Matahari dan Bulan ibarat dua hal yang dipisahkan dan ngga akan pernah bertemu. Matahari dan Bulan berada dalam satu siklus hari yang hari dipisahkan dengan waktu. Waktu menjadi jeruji antara kalian.


Matahari dan Bulan apakah kalian menyimpan sejuta tanya untukku??

Wednesday, November 25, 2009

it happens (again)

It's been 4 months since I have meet this guy. On August 11, 2009 (actually, can I say it almost reach 5 months?) we surprisingly met at Bikun (bis kuning) route of Balairung-FMIPA-Gymnasium-Stadion-FIK-FT (if I have not mistaken). I remember the way he giving up his seat to me. The way he stand in front of me (Okay, I know it's kinda weird for telling you this). Today, on November 25, 2009 I meet him again.


Let the story begin..


As usual chui always pick me up at Juanda avenue (can I called this avenue? okay, whatever) at 11.15am. We have to wait purez (no, i'm not type of girl who always use “z” when write “s” her name is Putri Rezkita so Purez is her name) as usual purez is always spray her-victoria secret-body-mist, chui's car scent suddenly turns out into a bed of flower scent (smells nice). As the long hard road to reach our university (in this case, i never say UI is campus, and I don't know why)


purez said “chu, kalo ke psikologi dulu mau ngga? gw mau ngambil uang nih”

chui “ah, elo. oke deh, tapi jangan lupa bayar pulsa yah” (chui selaku tukang kredit yang berperan sebagai tokoh antagonis dikalangan penghutang pulsa―hehe :D)

purez hanya tersenyum manis dan menyiaratkan berarti “iya”. Chui parkir tepat di depan ATM Mandiri-BNI-BRI sedangkan BCA agak jauh sedikit. Suddenly I remember I forgot to bring enough money then I decide to take some. 

Gw berjalan sendirian dari parkiran karna chui ga mau turun dari mobilnya dan lebih memilih untuk duduk sendiri di mobil. Sampai di depan ATM BCA, gw melihat bahwa tidak ada orang di dalam bilik BCA (what? bilik? kampungan banget gw) confidently I entered the BCA. OH-MY-GOD it is just a sentence that appear on my mind. There is someone. SOMEONE. Dia laki-laki, memakai kacamata frame hitam, polo shirt, jeans, and converse. GOD. Terlintas bayangan cowo bikun yang memberi bangku dan ternyata cowok-yang-ngambil-uang-di-BCA-dan-gw-buka-pintunya adalah Mr. nice guy at Bikun. 


I said tanpa mengurangi naskah yang ada “sorry banget gw kira ga ada orang di sini..” gw merasa sangat malu dan bingung mau ngomong apaan. Masih keingetan wajah dia di bikun waktu itu. Dengan tenang dan senyum ia menjawab “Gapapa, udah mau selesai juga kok” as he left suddenly I  melted like an ice cream being burn by the sunlight.


I run as fast as I can into chui's car..

As I get there, “Chuiiiiii, you know what. tadi gw nerobos masuk ATM BCA” 

Chui ketawa dan heran kenapa gw seneng, “dan lo tau lagi??” Chui ngegeleng seperti baru liat muka gw seneng “gw ketemu cowo ganteng” 


Chui bereaksi “Yahh, tipaaw hoki banget ketemu dan ngeliat cowo ganteng melulu. Beruntung banget sih lo, paw”

Gw berkata “dan apakah lo tau dia siapa? dia cowo bikun itu, gw ngerasa pernah ketemu sama cowo itu suatu tempat. beneran deh, kacamata hitamnya, gerak-geriknya”


Chui ber-Oh ria dan gw langsung update status di twitter, “pas masuk BCA Psiko gw kaget ternyata di dalam ATMnya ada cowo bikun itu :D :D” dan gw ngetweet lagi “Love is in the air :)” dan gw juga ngetweet lagi “sumpah gw seneng banget”. Temen twitter gw, deviona reply ke gw “cie cie yang ketemu cuitcuit” dan gw membalas “uno uno gw seneng gw seneng gw seneng” sampai terakhir tadi tweet gw masih tentang dia. 


ASTAGA. 


He dramatically changes my day. Thanks God, for making me happy today, I'm ready for the next-surprising-meeting soon :D


XOXO


Tuesday, November 24, 2009

Seni Peran dan Psikologi (Empati)

Bertepatan dengan Petang Kreatif yang akan diselenggarakan oleh FIB kurang lebih dua minggu lagi. Jurusan Sastra Inggris yang biasanya 'menyabet' piala PK (Petang Kreatif) baru memulai latihannya, kemarin. Di bimbing sama senior-senior Inggris di Teater Sastra. Satu pertanyaan yang masih membuat gue berpikir adalah pertanyaan "mengapa kita melakukan adegan-role-playing sebelum membuat naskah?" Lagi-lagi menurut gue pertanyaan ini sangat-klise. Ya klise. Pertanyaan ini mudah but there is only one answer fit this question. Jawabannya adalah "Agar kita dapat merasakan perasaan sesungguhnya saat role-playing--yang intinya berusaha mengerti posisi orang lain yang tertimpa "kasus"(<-- situasi) tersebut. Sama dengan Psikologi yang mengajak orang-orang untuk berusaha empati. Empati berarti menempatkan posisi kita pada posisi orang lain dari situ kita mengerti adanya peran emosi, mengerti perasaan, dan kita akan pun akan 'kaya' akan beragam perasaan. Inilah yang membuat gue semakin terkagum dengan Psikologi yang peranannya sangat besar di kehidupan sehari-hari. Entah apa yang terjadi kalau empati tidak diterapkan di seni peran.
APA KAMU SETUJU?

Setengah Gelas Terisi

Gelasnya tak terisi setengah. 

Aku mual melihatnya. 

Tertatih. 

Awan pun tak sudi mengisi gelasku walaupun tak penuh. Entahlah..Aku nista. 

Diberi caci dan menelan pahit tiap hari. 

Kadang luruhnya air dari pelupuk mata tak kusadari. 

Akhirnya aku mengerti, aku mengerti, mengapa tak ada yang mau mengisi gelas setengah terisi ini


Tuesday, November 17, 2009

Ketika Hidup Berbicara

Banyak orang yang terkadang mencari alasan yang pasti "sebenarnya untuk apa gw hidup?" Berkali-kali juga gue jatuh dari arti dan konteks dari hidup, sampai temen gw yang memberi tau gue bahwa "Beginilah hidup, selalu ada masalah dan selalu rintangannya, bahkan kadang untuk bernafas pun ada rintangannya" Mungkin kata-katanya klise, tetapi kata-kata yang kadang klise, justru membuat kita berpikir. Berpikir apa tujuan kita hidup. 
Gue sempet bertanya-tanya dan menjadi ignorant sama hidup gue ketika gue duduk dibangku SMP kelas 2. Gue selalu bertanya, "buat apa sih hidup?" "hidup nyusahin, kayak drama misteri dimana kita gak akan tau sebuah klimaksnya" "gue gak pernah minta ada di dunia ini" pertanyaan-pertanyaan seperti itulah yang sering gue lontarkan kalau gue merasakan ketidakadilan di hidup gue. Ya, ketidakadilan. Mereka bilang iri sama gue, katanya keluarga gue baik, gue (pinter, humoris, tempat curhat sejati, blablabla, dan sifat-sifat lain yang ga bisa gue sebutin satu persatu) , gue punya kakak cowok, adik gue cewek, semua orang care. Hey people, that was ONLY in your mind. Gue jarang melihat yang seperti itu di REAL LIFE. 

Sampai sebuah titik balik gue dimulai...

Gue mulai menulis, menulis sebuah puisi, dan menemukan best friend gue. Dua orang cewek ini adalah sahabat gue yang selalu sakit-sakitan sama gue dan selalu ada sedih-senang bersama. Yang pertama dia sahabat gue dari SD, SMP, SMA, dan di Universitas, sampai sekarang kuliah bareng sama gue, di Fakultas yang sama, tetapi berbeda jurusan sama gue. Satu lagi temen gue yang pinter banget, bau otak, yang suka banget pelajaran kimia dan rela bikin makalah kimia bagus dan sangat-sangat rapi (P.S: makalah dia selalu punya ciri khas di covernya). Ups and downnya hidup gue gue lalui bersama mereka dan satu sahabat cowok gue (maksud gw, dia cowok). Semua orang membuat hari-hari gue lebih berarti dan selalu membuat gue berpikir positif. Perlahan gue mulai sadar apa tujuan gue hidup. Tujuan gue hidup sebenarnya hal yang masih sangat-sangat abstrak, tetapi keabstrakan itulah yang membuat hidup jadi penuh misteri. Seperti kita ngebuka kotak pandora, --kalau ga dibuka penasaran, dibuka pun kadang hasilnya mengecewakan-- tapi ga ada salahnya kan kalau kita berandai-andai dan berusaha mengubah "isi" dikotak itu dengan sesuatu yang kita mau? 
Faktor lain yang membuat gue berubah adalah datangnya penyakit gue. Penyakit yang aneh, yang seharusnya gak menimpa diri gue, karena Dia mau menegurku (I don't really know about this), entah karena Dia mau menegur atau Dia ingin memberiku cobaan. Yah, dijalani saja apa yang ada. Lanjutkan hidup dengan lapang dada dan tidak putus asa.
Sekarang apa pun yang terjadi, buat yang mau mengakhiri hidup, jangan pernah coba untuk mengakhiri hidup karena kalian juga gak akan tau sampai dimana umur kalian nanti. To sum up with this, love the life you live. 

Sunday, November 15, 2009

10 personality traits that describe me

Pagi-pagi setelah ngebaca blog kak RR (dosen MPKT) si kakak abis tes personality traits dan hasilnya bagus banget.
well, according to me she-is-very-kindhearted-girl and so does the test, the test show how kind she is. introduction,

1. kak RR adalah dosen MPKT gw. kak RR baik dan sangat sabar menghadapi semua (para maba) yang kadang kurang respect (karna kelas MPKT gw terlalu santai) . hehe, kak RR dan kak ari thankieeees. berkat bantuan mereka berdua gw jadi lebih memahami ada yang mereka rasa selama ini.
2. kak RR seorang aktivis psikolog. mungkin karna aktif dari jaman ngampus sama SMA dulu kali yaa. kak RR lulusan Psiko UI (dan gw mau banget jadi maba psiko UI 2010, amin)
cukup sih, sebenarnya cuma itu aja yang gw tau dari kak RR. 

by the way, after read her blog, gw tergoda untuk mencoba tes personality traits yang ada di http://psychcentral.com/personality-patterns/ dan karena hasilnya yang menggambarkan gw (in this case hasilnya bagus, thanks God) read and enjoy 

Understanding

You are willing to take the time to find out what's going on with other people, especially if they're in distress. You're a good listener, you don't criticize, and you offer unbiased, respectful, honest advice when it's requested. With a high score on the "understanding" trait, it is likely that you are enthusiastic about charitable work, helping others, and making the world a better place.

You don't feel the need to impose your standards on others or say things that, even though true, cause pain.

Warm

You have a genuine interest in other people. You're a natural host, and are always thinking about how you can increase the happiness of those around you. When friends have problems or are in trouble, you're usually the first person they turn to for aid and comfort. Scoring high on the "warm" trait suggests that you are among those who enjoy domestic activities — doing things around the house — and are enthusiastic about charitable work, helping others, and making the world a better place.

You don't always say exactly what you're thinking; you don't like the idea of causing anyone pain because of your criticism.

Empathetic

You are in touch with your own feelings, which helps put you in touch with the feelings of others.

You don't buy the logic that your happiness comes ahead of everyone else's because unless you're happy you're incapable of making anyone else happy.

Calm

You rarely become irritated, generally accept people as they are, take things as they come, and feel relaxed in most situations.

You do not let a minor annoyance escalate to a confrontation. You don't regularly snap at those around you or fly off the handle with little provocation.

Passionate

You are in touch with your emotions, and sometimes you react before you think. The good news: you don't tamp down your feelings. The bad news: you sometimes say or do things that you later wish you could take back.

You do not live your life on an even keel; you do not go for long periods without experiencing some mood swings.

Aesthetic

You appreciate art, beauty, and design; you know that they are not superficial but absolutely crucial to living the good life. You have good taste, and you're proud of it. Those with a high score on the "aesthetic" trait are often employed in literary or artistic professions, enjoy domestic activities — doing things around the house — and are enthusiastic about the arts, reading, and travel.

You don't think it's pretentious to be moved by art and beauty. You're not one of those who believe it doesn't matter what something looks like as long as it does its job.

Sympathetic

You have a knack for knowing what's going on in the hearts and minds of those around you, without their having to tell you explicitly. People tend to turn to you with their problems because they know you care, and that you will likely offer good advice and a helping hand.

You do not feel that people with sad stories are just looking for attention, or have brought their problems upon themselves.

Friendly

You would rather hang out with others than spend time alone, and you'd far rather be doing something with your friends than just sitting around. You're happy in a crowded room, club, stadium, or auditorium.

You're not a private person who is ill at ease in a group; you don't view excessive socializing as a waste of time.

Assertive

You behave in a confident and forceful manner, take charge of the situation, raise your hand in class, stand up for what you think is right, and lead others. Among those who have a high score on the "assertive" trait, many have jobs in which they are valued for their organizational skills as well as their talent for supervising others.

You are not interested in fading into the woodwork, leaving everything to fate, taking more time than necessary to accomplish a task, or avoiding confrontation.

Tender

You are gentle with others, both physically and emotionally. You are careful not to upset people and go out of your way to find the nicest way to say something. You naturally focus on the fact that the world is full of wonderful people, places, and things. More often than not, people with a high score on the "tender" trait enjoy spending time with children, love romantic movies, and are enthusiastic about making the world a better place.

You don't think of yourself as tough-minded or gruff, nor do you need to be seen as some kind of objective source of truth and rationality.

Thursday, November 12, 2009

What I was Thinking about

Dua hari setelah berpikir. Di beri waktu untuk menghela nafas dan menggunakan otak untuk berpikir tentang tulis-menulis ini. Teringat segala kenangan-kenangan yang dulu pernah mengisi gw. Gue membuka segala tulisan gw, dari novel-yang-ga-akan-pernah-selesai sampai puisi-yang-terbaru dan tulisan gue lumayan berkembang. Masalah tulis menulis is not a big deal for me, writing is simple (but not on MPKT class, I don't even know what is that for), especially if you writing literature. Okay back then, as I told you before writing is me. Part of my life, I mean. Writing makes my life brighter than before. In retrospect this feeling, I very feel (I think there is no words to visualize what I feel now)
empty? (no it's not like that)
sad? (it's more than sad I think)
Actually, I don't know what I feel today, but as time goes by I think is better if I following my friend advice, natasha, she said "I think ur writing is not a junk, literature is an art, you don't need blablablablabla (i forgot her advice, sorry dear natasha :))
To sum up with this, secara sah gw akan meneruskan semua tulisan gue and I don't care what they say. 
Happy Writing, 
XOXO

Wednesday, November 11, 2009

accidentally in love

Ingatan gw melayang ke tanggal 11 Agustus 2009 yang lalu, di jalan menuju kosan temen gw di Kutek, di dalam Bis Kuning (rute: merah), dengan berdirinya gue di depan seorang laki-laki yang sangaaaaaat berbeda dengan orang lain, gue jatuh cinta.


Mungkin jatuh cinta gak jelas ya kapan datangnya, kayak ngantuk, kayak laper, gak jelas deh pokoknya. Kita pun gak akan pernah tau kapan kita jatuh cinta, sama siapa, dan kita ketemu dimana..

Ngomong-ngomong tentang cinta, gue lagi jatuh cinta nih..emang sih cerita cinta gue gak sesedih romeo-juliet atau sebahagia putri anastasia, tapi jatuh cinta gue lebih ke arah norak. Ceritanya berawal dari pertama gue berada di bikun..gue tadi mau ke teknik (kutek-kosan tiara- buat ngerjain tugas esay OKK), bikun yang penggemarnya banyak banget penuh gila, pokoknya sesek banget deh. Bikun yang selama ini gue naikin gak pernah sesek kayak gitu, gue baru ngerasain naik bikun sesek kayak gitu, tapi buat pengalaman jugalah. Oya, udah gitu, pas masuk ke bikun, gue sama temen gue, vidya, jalan agak pelan-pelan buat ngeraih gantungan tangan (itu loh yang kayak di kereta-kereta), berdirilah gue dihadapan seorang cowok yang BAIIIIIIKKKK bangeeeett, dia lumayan ganteng, tipikal orang serius yang pintar dan nyambung diajak ngomong (mulai sekarang kita panggil dia, cowok baik) cowok baik ini pun berdiri, timbulah hasrat gue buat duduk dibangku dia, dia berdiri dan ngomong pelan ke gue, “duduk aja”, ASTAGA...dan yang selanjutnya terjadi, gue duduk dibangku dia, gue antara seneng, bego, polos, dan goblok, gue bingung harus bertindak, gue pun manggil temen gue supaya duduk disebelah gue. Gue rame banget ngomongin cowok baik tadi, yaampun..sumpah ya, ganteng, pinter, baik pula...ckckck

Sempurna banget kayaknya, yaampun..gue pengen banget ketemu dia lagi, satu-satu yang gue tau dari  si cowok baik, dia pake kemeja biru navy (warna biru favorit gue banget), jins item, pake kacamata frame item, dan dia naik bikun merah. Ckckck..si cowok baik itu maba atau senior yah? Semoga dia senior deh..

Gue heran sih kenapa gue bisa tertarik sama orang sedewasa dia.

Apa kemaren gue suka sama kakak gue, cuma perasaan biasa aja? Apa sekarang gue lagi denial sama diri gue sendiri? 

Entahlah, gue tetep gak akan pernah mengerti cinta yang sebenarnya, jadi biar aja deh cinta yang jadi misteri dan biar aja cinta yang mencari jalannya sendiri..


Sampai sekarang pun gue belum pernah ketemu dia lagi, hopefully kita bisa ketemu di lain waktu atau mungkin aja kita ketemu ditempat yang sama lagi, mungkin agak norak, tapii...bikun rute merah I'm in Love.

Tuesday, November 10, 2009

From the deepest heart

To be honest, i'm not trying to kill myself with all denial that I have done these days. It such a cruel when you know the things that you love is being taken by your feeling, by yourself. Called me sick, but it's true. I have abondoned the things that I love, and it hurts. This feeling becoming bitter when I wrote something. (Yep, it's about quitting myself from writing poem)

It's hard.
I lose my ability to write. Maybe, it's not lose, but it disappear. Disappear. 
I lose my faith in writing.

soal tulis-menulis

Belakangan ini gw selalu berpikir dan berpikir, apa bisa gw terus menulis? Terlalu retoris, gw tau. Tapi sekedar introspeksi aja, gw cukup heran sama diri gw sendiri, disatu sisi gw ingin selalu menulis dan di sisi lain gw ingin berhenti karena ketidakmampuan gw merangkai suatu kata. Gw juga bingung apa selama ini tulisan gw cuma 'junk' atau tulisan gw cuma ide sampah yang mengalir aneh dan ngga bearturan. Hal ini gw sadari ketika gw membaca postingan temen gw diblognya dan itu membuka mata gw. Gw akui, tulisan gw emang cuma 'junk' aja. So mulai tanggal 10 November 2009 ini, secara sah gw berhenti menulis.

aku suka ini

Hina
Cukup hinakah aku?
Sadarkan aku dalam belenggu palsu
Buat aku mengerti karena aku hampir mati
Setengah ragaku mati ditikam belati

Tiap hari aku mencaci
Tiap hari juga aku dapat pedih
Tak sanggup ku pikul beban ini!
Aku mau berlari dan tak mau berkubang sedih

Aku..
Aku ingin bangkit,
Bangkit dan tersenyum kembali..

Sunday, November 1, 2009

to: my bestest teachers in the world

Terkadang aku berpikir, apakah malam yang menyudutkan sang waktu, membantuku?
Selangkah, demi selangkah ku pijak bumi ini
Beban ini terlalu berat untukku
Tak mampu ku bahasakan..
Betapa berat bagiku untuk pergi.
Tak mau..
Tak bisa..
Kalian, keluargaku,
Izinkan aku untuk membalas jasa kalian
Sebelum raga pergi dan tak bisa berucap lagi
Bimbinglah aku, wahai saudaraku
Bimbinglah aku ke tempatmu.

Entah berapa peluh dan pilu yang ku timbulkan
Entah berapa marah dan egois yang ku perbuat
Engkau bertahan, saudaraku..
Saudaraku,,dapatkah kau lihat? 
Di sini..aku tersenyum bahagia
Meraih impianku
Anganku
Citaku
Aku tersenyum bangga.
Aku berdiri di sini karena engkau, saudaraku

Aku berjanji saat pagi bersinar nanti
Yang kalian lihat adalah senyumku, bukan duka yang tersirat dariku.

Makna dibalik sebuah untaian kata.

Terkadang tindakan memang lebih dimengerti daripada ucapan. Inilah yang membuat kita sebagai manusia lebih senang bertindak daripada berkata-kata. Kata yang diucapkan pun kadang bisa mengundang perbedaan makna dari lawan bicara kita. Tapi bagiku, tulisan adalah segalanya. Tulisan mewakili semuanya, tulisan menyimpan beragam makna, dan tulisanlah yang bisa mewakili perasaaan, khususnya perasaanku. Tulisanlah yang selama ini mengisi ruang kosong yang selama ini ada, bukan hanya cinta tetapi juga tulisan. Rangkaian kata-kata yang mempunyai 'emosi' disusun secara terangkai dan memuat makna adalah salah satu favoritku. Deretan kata-kata indah itu dikembangkan menjadi lagu, prosa, cerita pendek, dan novel. Menulis dapat membantuku meluapkan apa yang aku rasakan. Menulis menjadi obat yang baik setelah melalui satu hari yang melelahkan. Itu menurutku, bagaimana dengan kamu?