Gelasnya tak terisi setengah.
Aku mual melihatnya.
Tertatih.
Awan pun tak sudi mengisi gelasku walaupun tak penuh. Entahlah..Aku nista.
Diberi caci dan menelan pahit tiap hari.
Kadang luruhnya air dari pelupuk mata tak kusadari.
Akhirnya aku mengerti, aku mengerti, mengapa tak ada yang mau mengisi gelas setengah terisi ini
No comments:
Post a Comment