Wednesday, October 28, 2009

curhatan

Tak ada yang mengerti kemana arah hidup ini
Tanpa terasa hidup telah  merengkuh dan berkuasa..
Bahkan setelah kau tahu arti kebebasan itu sendiri
Aku tahu itu hidupmu
Aku tahu itu keputusanmu
Hanya saja itu terlalu menyakitkan
Keadaan ini jelas, kau membaginya.
Dua keadaan. Hitam dan Putih
Dan kemudian berlanjut mengisi dunia
Penuh kekecewaan, kadang melebihi kapasitas keindahan
Jatuhnya airmata dari pelupuk matamu pun tak kau sadari
Aku tahu.
Aku tak pandai menilai sesuatu
Semuanya menjadi rumit.
Kau biarkan keegoisanmu memaknai harimu
Tapi biarlah, aku sudah tak peduli
Itu hidupmu.
Dan keputusanmu.
Dan aku tak akan lagi mengusikmu.

Monday, October 26, 2009

poem

Aku ingin menjadi abstrak
Di mana tak semua orang melihat
Abstrak pun tak apa asal aku tak melukai.

Aku ingin menjadi angin yang kedatangannya dinanti
Bukan menjadi asap!
Asap yang membuat sesak

Aku ingin menjadi bunga yang harum
Bukan menjadi bangkai yang tengah sekarat di jalanan

Aku ingin dihargai
Bukan dicaci!

Aku ingin pergi..
Entahlah, tak mau lagi aku di sini

Wednesday, October 21, 2009

another poem

Berpikirlah dari sisi aku.
Kalian hanya menggerutu
Mencela tanpa menyadari pahitku.
**Bisu



Erat sisa-sisa nafasmu
Dan diam
Biar aku yang menenggak ini
Pahit yang ku kecap tak sebanding dengan luka yang kau beri
Antarkan aku ke pengelana mimpi
Biar Ia putuskan jalan untukku sendiri

Tuesday, October 20, 2009

Cinta ituuu....


Hari ini gue ngerasa kangen banget sama dia. Gue inget segala canda tawa yang pernah menghiasi hari-hari gue, canda tawa dia, sedihnya dia, gelak tawanya, senyumnya, kebodohan dia, cara dia makan, dan cara dia nelpon. Ingatan gue melayang sangat jauh hingga akhirnya gue pun disadarin lagi oleh logika gue bahwa gue dan dia gak punya anything in common, we'll never gonna make it through. Logika dan perasaan gue selalu bertentangan belakangan ini, logika gue selalu berkata dan membuat gue gak sayang dan melupakan dia, namun perasaan gue mengatakan lain. Ibaratnya gue lagi ditarik-tarik ke arah dua keputusan –yang gue sendiri pun belum tau ini akan menuju kemana-- besar. Yang gue inginkan belum tentu yang terbaik buat gue, pengen banget gue sesekali terbangun dari mimpi panjang yang telah membawa perjalanan hati gue sampai sejauh ini, agar gue sadar dan mulai bangkit untuk melanjutkan hari gue lagi, tetapi lenyapnya “cinta” dari hati gue pun belum tentu juga bisa membantu gue. Gue pernah kehilangan “cinta” itu dan sepertinya selama ini, gue sadar, gue bisa nulis, ngarang, bikin puisi, itu semua karena ada “cinta” yang melengkapinya, walaupun kasih sayang dari orang tua ataupun cinta kepada sahabat genk sekalipun. Berkali-kali lagu cinta mengalun di earphone gue –dari patah hati, survive, ataupun jatuh cinta-- semuanya sangat bermakna, karena gue tau, seseorang menulis sebuah lagu tentang sebuah “topik” bukan karena mereka gak tau apa-apa, tetapi karena mereka punya kecenderungan untuk mengapresiasikan apa yang mereka rasakan kedalam sebuah karya seni yang disebut lagu. Gue selalu kagum sama semua orang yang jujur dan gak malu buat posting apa yang mereka rasakan dalam sebuah blog, novel, lagu, atau puisi sekalipun. Semua hal itu secara gak langsung dapat membantu orang lain yang tanpa kita sadari, mungkin, memiliki masalah yang sama. Pernah gue bengong sesekali melihat temen gue, nangis karena dia mutusin pasangannya. Mungkin agak aneh ya, tapi itulah “cinta”, mungkin di mulut kalian bisa bohong, tetapi saat yang bersamaan hati kalian pun menangis. Sampai saat ini pun, jujur, gue belum tau apa yang gue rasa saat ini adalah jatuh cinta atau sekedar rasa kagum berlebihan aja, gue ingin berusaha menjadi ignorant sama “cinta” itu, tapi ada saat dimana gue rapuh, takut, sendirian, dan gue menjadi sangat mellow untuk membawa “cinta” itu kembali.

Rasa jatuh cinta itu mungkin memang agak sakit apabila menelaah dari sisi bahasanya secara harfiah, kata jatuh yang mewakili 'sakit' menjadi sebuah frase yang mungkin tidak ada lagi yang dapat menggantikan -sakit- itu. Coba deh kita pandang cinta kembali dengan sisi perasaan, keadaan, serta pandangan lain, pasti kita akan merasa sangat berharga dengan adanya dan kehadiran cinta itu sendiri.


Congrats, kepada kalian yang telah memiliki cinta..


No-idea-named-the-tittle

Mawar.
Lusa kemarin ia melihatmu indah merekah
Merah cemerlang menandakan cinta
Kelopakmu terpangku dengan eloknya

Mawar.
Kemarin hujan..
Apakah airmata sang awan membuat kau rapuh?
Mawar.
Tegarlah.
Ia hanya menangis kemarin
Ia akan datang lagi dan memberi warna pada lazuardi

Mawar.
Hari ini kau hilang..
Ia sunyi. Tak berkata.
Ia tercekat mengatakan beban makna
Mawar.
Katakan aku kontradiktif.
Tetapi apakah kau tahu bahwa tawa renyai miliknya telah kau curi?

Percaya

Gue yakin kok, apapun yang diberikan kepada kita pasti ada manfaatnya, sekalipun itu buruk. Mungkin ada banyak hal yang harus dipelajari kalo kita udah jadi mahasiswa sebenarnya. Mungkin jadi MABA emang bukan hal yang mudah buat adaptasi tapi jadi MABA juga gak merugikan kok, apalagi jadi MABA UI, yang ujian masuknya banyak bangeeeett.

Mungkin banyak orang lain yang masih bingung belum dapet kuliah dan rela ngasih apapun utnuk dapet jurusan sastra inggris gue ini.

Mungkin emang mata gue belum kebuka seutuhnya

Mungkin, gue emang salah menilai sastra inggris

Mungkin gue emang di takdirin jadi orang yang sukses di sastra inggris UI.

Yahh..

Selama gue hidup, gue belum pernah ngebahagiain mereka dengan memberi yang terbaik, mungkin juga dengan gue kuliah di jurusan yang mereka pengen gak ada salahnya buat gue

Gue mau nikmatin hidup yang ada sekarang, sebelum jiwa dan raga udah gak ada di dunia lagi

Gue gak mau terhanyut di kesedihan gue, gue mau bangkit dan senyum, terus jadi diri gue lagi, Gue mau ngebahagiain semua orang lagi.

Gue mau ngebuat mereka ketawa kayak biasa lagi

Gue mau memberikan yang terbaik selama gue hidup. 


Kenapa ya pikiran manusia gak tercipta statis aja atau kenapa pikiran manusia bisa berusaha menerima kenyataan. apa gue yang terlalu belum bisa menerima dan masih terlalu egois buat nerima kenyataan? kenapa gue bisa jadi orang yang gak pengertian kayak gini ya? itu usaha gue,, itu kemampuan gue, dan gue bisa ngelakuin hal itu. tapi kenapa semakin gue dalamin lagi, semakin gue cape dan semakin susah buat gue nerima segala kenyataan yang ada. ingin kabur pun, gue gak bisa. kemana lagi gue harus mengadu? semua orang tau kalo gue pengen banget ngeraih impian gue, bahkan mereka pun membiarkan gue untuk ngambil kuliah dua, akuntansi dan sastra inggris, dua hal itu adalah pelajaran yang sangat gue cintai melebihi apapun didunia ini, tetapi ketika gw dapet salah satu diantara mereka, gue memutuskan untuk memulai mimpi baru gue, yaitu menjadi penulis. mungkin jadi ekonom, bukan yang terbaik buat gue. Mungkin kalo gue jadi ekonom, gue gak akan bisa nulis lagi, jujur..logika dan literatur—gw gak tau mana yang paling mewakili diri gue-- kontras banget, kayak item sama putih. Dengan adanya pengalaman ini juga, gue mengakui apa kata orang itu bener, belajar mencintai itu gak hanya untuk seseorang, tetapi bidang yang digeluti masing-masing juga. Gue berusaha dari awal lagi untuk jadi penulis dan mulai mengumpulkan puisi-puisi gue dulu, buat dibukukan. doakan yahh..


Monday, October 19, 2009

The first post

안녕하세요

Seneng banget bisa first post.
Yeiii, welcome to my world!